“Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kamu
tangisi itu boleh berbicara sekejap, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul
mautnya) pada kamu, nescaya kamu akan melupakan jenazah tersebut, dan
mulai menangisi diri kamu sendiri”.
(Imam Ghazali mengutip atsar Al-Hasan).
Beberapa Dalil Naqli Datangnya Kematian Menurut Al Qur’an :
1. Kematian bersifat memaksa dan akan menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindari risiko kematian.
Katakanlah:
"Sekiranya kamu berada di rumahmu, nescaya orang-orang yang telah
ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka
terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam
dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha
Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)
2.
Kematian akan mengejar sesiapapun meskipun ia berlindung di balik benteng
yang kukuh atau berlindung di sebalik teknologi kedoktoran yang canggih
serta ratusan doktor terbaik yang ada di muka bumi ini.
Di mana saja
kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, walaupun pun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kukuh, dan jika mereka memperoleh kebaikan,
mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka
ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan, "Ini (datangnya) dari sisi
kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka
mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan sedikit pun? (QS An-Nisa 4:78)
3. Kematian akan mengejar sesiapapun walaupun ia lari untuk menghindarinya.
Katakanlah:
"Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada
(Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS al-Jumu’ah, 62:8)
4. Kematian datang secara tiba-tiba.
Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan
Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.
Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang
akan diusahakannya esok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di
bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal. (QS, Luqman 31:34)
5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat
Dan
Allah tidak akan sekali-kali menangguhkan (kematian) seseorang apabila
datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS, Al-Munafiqun, 63:11)
Dahsyatnya
Rasa Sakit Saat Sakaratul MautSabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut
itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)
Sakitnya Saat Sakaratul Maut
Sabda
Rasulullah SAW : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon
penuh duri yang tercucuk di selembar kain sutera. Apakah batang pohon
duri itu dapat diambil tanpa terbawa sekali bahagian kain sutera yang
terkoyak?” (HR Bukhari)Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW .
"Ingin aku jadi rumput sahaja, supaya dimakan oleh kuda kerana amat ngerinya siksaan Allah" ( Saidina Abu Bakar As-Siddiq)
Ka’b
al-Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri
yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya
dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itu pun membawa semua bahagian
tubuh yang tersangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.
Imam
Ghazali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut
menikam jiwa dan tersebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bahagian
orang yang sedang sakarat merasakan dirinya ditarik-tarik dari setiap
urat nadi, urat saraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit
kepala hingga kaki”.Imam Ghazali juga mengutip suatu riwayat ketika
sekelompok Bani Israel yang sedang melalui sebuah pekuburan berdoa pada
Allah SWT agar menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga
mereka dapat mengetahui gambaran sakaratul maut.
Dengan
izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang
lelaki yang muncul dari salah satu perkuburan. “Wahai manusia !”, kata
lelaki
tersebut. “Apa yang kamu kehendaki dariku? Lima puluh tahun yang lalu
aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perit bekas sakaratul
maut itu belum juga hilang dariku.”Proses sakaratul maut akan memakan
waktu yang berbeza untuk setiap orang, dan tidak dapat dikira dalam
ukuran detik seperti kiraan waktu dunia ketika kita menyaksikan
detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kamal Attaturk, bapa
permodenan Turki, yang mengganti Turki dari negara
bersyariat Islam menjadi negara tanpa ideologi, mengalami proses
sakaratul maut
selama 6 bulan (walau nampak hanya beberapa detik), seperti dilaporkan
oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.
Rasa
sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam
tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau
kezaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan
bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar
siksaan akhirat kita kelak. Wallahu a’lam bis shawab.
Sakaratul
Maut bagi Orang-orang yang Zalim (menzalimi Diri Sendiri)
Imam Ghazali mengutip sebuah riwayat
yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah
Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zalim. Allah SWT pun
memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang lelaki
besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata,
satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat
menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim
as pun pengsan tak sedarkan diri. Setelah sedar Ibrahim as pun berkata
bahawa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi
seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya,
padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.
Kisah
ini menggambarkan bahawa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah
menakutkan apalagi ketika Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik
roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar
roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari
tubuh kita ibarat melepas akar tunjang dan akar serabut yang tertanam
sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.Itulah wajah
Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari
tubuh kita.
Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi mampu tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, kerana kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (kerana) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An’am 6:93)
(Iaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami tidak sesekali melakukan sesuatu kejahatan pun". (Malaikat menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu lakukan". Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)
Di akhir
sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua
Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zalim, si malaikat akan berkata,
“Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat
kami terpaksa hadir di tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat
kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar
ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! “
Ketika itulah orang yang dalam sakarat itu menatap lesu ke arah kedua
malaikat itu. Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka
telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka
tibalah saatnya Malaikatul Maut menggambarkan padanya rumahnya kelak di
akhirat.
Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali
telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya
di syurga atau di neraka”. Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan
rumah akhirat seorang yg zalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah
rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”.
Sakaratul
Maut Bagi Orang-orang Yang Bertaqwa
Sebaliknya
Imam Ghazali mengatakan
bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda
tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangian yang sangat harum.Dan
dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah
diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan)
kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat
(pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih
baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (iaitu)
syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya
sungai-sungai, di dalam syurga itu mereka mendapat segala apa yang
mereka
kehendaki.
Demikianlah Allah memberi
balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (iaitu) orang-orang yang
diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan
(kepada mereka): "Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu
disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS, An-Nahl, 16 :
30-31-32)Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikat pun akan
menunjukkan syurga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan
berkata padanya, “Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu
kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”.Wallahu a’lam
bish-shawab.
Semoga kita yang masih hidup
dapat selalu dikurniakan hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar,
selalu istiqomah dalam keimanan, serta mendapat syafaat rasulullah S.A.W dan termasuk umat yang dimudahkan-Nya,
selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, di alam
barzakh, di Padang Mahsyar, di jambatan Sirath-al mustaqim, dan
seterusnya.Amin!