Artinya:
=====
“Berkata Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i: Aku bersahabat dengan kaum sufi (pakar tasawuf) selama sepuluh tahun. Tidak ada yang dapat kuambil faedah dari mereka kecuali dua perkara, yaitu: 1. Waktu bagaikan pedang, dan 2. Dari pemeliharaan Allah engkau tidak akan mampu menentang-Nya.”
Di dalam masalah anjuran menjadi pakar fiqih dan tasawuf, beliau, radiyallahu ‘anhu, berkata di dalam sya’irnya:
فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا ### فانى و حق الله اياك أنصح
فذلك قاس لم يذق قلبه تقى ### و هذا جهول كيف ذو الجهل يصلح؟
Artinya:
=====
“Maka, jadilah engkau sebagai pakar fikih dan tasawuf ! Dan “Faqih dan Sufi” bukanlah satu makna.
Maka, sesungguhnya aku dan hak Allah memberikan nasehat kepadamu.
Itulah orang yang berhati keras di mana hatinya tidak bisa merasakan takut kepada Allah,
Dan, inilah orang bodoh yang hatinya kosong dari ma’rifatullah. Dan, bagaimana orang bodoh akan membawa kemashlahatan (kebaikan) di kemudian hari?.”
SYI’IR DARI IMAM ASY-SYAFI’I
مَا فِي الْمُقَامِ لِذِي عَقْلٍ وَذِي أَدَبِ # مِنْ رَاحَةٍ فَدَعِ الأَوْطَانَ وَاغْتَرِبِ
سَافِرْ تَجِدْ عِوَضاً عَمَّنْ تُفَارِقُهُ # وَانْصَبْ فَإنَّ لَذِيذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ
إِنِّي رَأَيْتُ وُقُوْفَ المْـَاءِ يُفْسِدُهُ # إِنْ سَاحَ طَابَ وَإنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ
وَالْأَسْدُ لَوْلَا فِرَاقُ الأَرْضِ مَا افْتَرَسَتْ # والسَّهْمُ لَوْلَا فِرَاقُ الْقَوْسِ لَمْ يُصِبِ
Berdiam diri bagi orang berakal dan berperadaban bukanlah sebuah kenyamanan, karenanya beranjaklah dari kampung halaman.
Berkelanalah, akan kau temukan ganti
untuk orang-orang yang kau tinggalkan. Dan berjuanglah, karena
kenikmatan hidup ada dalam perjuangan.
Aku lihat, diamnya air akan membusukkannya. Jika mengalir, air menjadi segar, dan jika menggenang, air menjadi comberan.
Singa jika tak mengembara, tak akan menjadi raja rimba. Dan anak panah jika tak lepas dari busurnya, tak akan menggoreskan luka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar