'' Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan,
karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu. ''
Dalam kisah Seorang Abid Tidak di Terima Amal Ibadahnya Sebab Dua Kurma
ini menceritakan tentang adanya seorang ahli ibadah (Abid) yang
sebelumnya semua ibadahnya selalu diterima oleh Allah. Namun ketika ia
mengambil sesuatu yang syubhat, maka amal ibadah yang ia lakukan seperti
biasanya menjadi tidak diterima. Berikut kisah lengkapnya!
Diriwayatkan dari Ibrahim bin Ad-ham r.a. (w. 161 H) bahwasnya ia
berada di Makkah, bermaksud akan pergi ke Baitul Muqaddas. Ia membeli
kurma dari seorang laki-laki sebagai bekal dalam perjalanannya. Ketika
ia membayar dan si penjual telah memberikan kurmanya, tiba-tiba ada dua
butir kurma yang jatuh ke tanah di antara kedua kakinya. Ia menduga
bahwa kedua butir kurma itu termasuk kurma yang di belinya, lalu di
ambil dan di makan. Setelah itu, ia keluar dari Makkah menuju Baitul
Muqaddas.
Sesampainya di Baitul Muqaddas, ia masuk ke dalam Qubbah as-Shokhro'
(sebuah ruangan yang diatasnya di beri kubah, dan di dalamnya terdapat
batu besar yang di gunakan landasan Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad
saw naik ke langit memenuhi panggilan mi'raj)
Petugas yang menjaga Qubbah memperbolehkan orang-orang untuk beribadah
di dalamnya pada siang hari dan mengosongkannya pada malam hari, mulai
dari setelah shalat Ashar, karena malam harinya di gunakan para
Malaikat.
Setelah shalat Ashar, orang-orang yang berada di dalamnya di perintahkan
oleh petugas agar keluar, akan tetapi Ibrahim bin Ad-ham masih tetap di
dalam, sebab petugas tidak mengetahuinya. Ketika para Malaikat masuk ke
dalam Qubbah as-Shokhro', mereka melihat Ibrahim bin Ad-ham seraya
berkata: "Disini masih ada manusia!" Salah satu dari mereka berkata:
"Dia adalah Ibrahim bin Ad-ham, orang dari kota Khurasan yang terkenal
ahli ibadah." Malaikat yang lain menjawab: "Ia adalah orang yang amalnya
di terima dan naik ke langit setiap hari." Malaikat yang lain lagi
berkata: "Iya, benar! Akan tetapi semenjak setahun ini amal ibadanya
masih di tunda, tidak dapat naik ke langit dan do'a-do'anya belum di
kabulkan di sebabkan memakan dua butir kurma."
Semalam suntuk para malaikat beribadah didalam Qubah hingga terbit
fajar. Setelah subuh petugas membuka pintu kubah, Ibrahim bin Ad-ham
keluar dan langsung pergi menuju Makkah untuk minta halal kepada si
penjual kurma. Sesampainya di Makkah, ia mendatangi toko penjualan
kurma. Di tempat itu ia tidak melihat orang tua penjual kurma yang
pernah melayaninya, akan tetapi ia hanya bertemu dengan pemuda yang
sedang menjual kurma.
Ibrahim bin Ad-ham bertanya kepadanya: "Pada tahun kemarin ada orang tua yang menjual kurma disini, sekarang ia berada dimana?"
Pemuda menjawab: "Beliau adalah ayahku, dan sudah meninggal."
Ibrahim bin Ad-ham menceritakan segala sesuatu yang terjadi di tahun kemarin.
Pemuda berkata: "Oleh karena ayahku sudah meninggal, maka dua butir
kurma itu menjadi barang warisan. Bagianku aku halalkan untukmu, akan
tetapi masih ada ahli waris yang lain, yaitu ibu dan saudara
perempuanku."
Ibrahim bin Ad-ham bertanya: "Dimana ibu dan saudara perempuanmu sekarang?"
Anak muda menjawab: "Mereka berada di rumah."
Setelah mendengar jawaban pemuda itu, Ibrahim bin Ad-ham langsung pergi
mendatangi rumahnya. Sesampainya di depan rumah, ia mengetuk pintu.
Kemudian ada wanita tua keluar berjalan dengan memegang tongkat. Ibrahim
bin Ad-ham menyampaikan salam kepadanya, dan wanita itu menjawab salam
seraya berkata: "Apa keperluanmu datang kemari?" Kemudian Ibrahim bin
Ad-ham menceritakan kisahnya. Wanita tua itu menghalalkan apa yang
menjadi bagiannya. Kemudian Ibrahim bin Ad-ham melakukan hal seperti itu
kepada saudara perempuan anak tersebut.
Setelah selesai meminta halal kepada semua yang bersangkutan, Ibrahim
bin Ad-ham menuju Baitul Muqaddas dan masuk kubah. Setelah berada di
dalam kubah, masuklah para malaikat, yang satu berkata kepada yang lain:
"Inilah Ibrahim bin Ad-ham yang semenjak setahun ini amal ibadanya
ditangguhkan dan do'anya tidak di kabulkan. Setelah ia melakukan sesuatu
yang berkaitan dengan dua kurma, maka semua amalnya di terima,
do'a-do'anya di kabulkan dan Allah mengembalikan derajat kedudukannya
seperti semula."
Setelah mendengar perkataan malaikat itu, Ibrahim bin Ad-ham menangis
karena sangat gembira serta melakukan puasa yang tidak pernah berbuka
kecuali tujuh hari sekali dengan memakan makanan yang halal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar